Perempuan Jadi Pilar Keberhasilan Program Makan Bergizi Gratis

 


JAKARTA,, Alqantaranews.id -;1 November 2025 - Di setiap sendok makanan bergizi yang tersaji untuk anak-anak Indonesia, terselip cinta, ketulusan, dan semangat besar dari para perempuan — ibu, guru, dan relawan — yang berdiri di garis depan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program yang digagas pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN) ini bukan sekadar agenda pembangunan, melainkan gerakan kebangsaan yang menyentuh jantung kehidupan: keluarga.

Kepala BGN, Dadan Hindayana, menegaskan bahwa keberhasilan MBG bukan hanya soal seberapa banyak makanan dibagikan, melainkan seberapa kuat masyarakat terlibat dalam memastikan gizi anak-anak terpenuhi. “Setahun ini adalah awal perjalanan panjang kami untuk memastikan setiap anak Indonesia tumbuh sehat, kuat, dan berdaya saing. Keterlibatan masyarakat, terutama kaum ibu, menjadi kunci agar program ini menjelma menjadi budaya hidup sehat di rumah dan sekolah"

Dalam implementasinya, perempuan menjadi nadi yang menghidupkan program ini. Di dapur-dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang kini benar-benar berdiri dan beroperasi di berbagai wilayah Indonesia, para ibu dan relawan mengenakan celemek biru setiap pagi, menyiapkan makanan bergizi dengan semangat kebersamaan. Dapur MBG bukan sekadar tempat memasak — ia adalah simbol kolaborasi sosial dan gotong royong.

Di rumah, para ibu menanamkan kebiasaan sederhana: mencuci tangan sebelum makan, mengenalkan anak pada sayur dan buah lokal, serta mengajarkan pentingnya menghabiskan makanan tanpa sisa. Di komunitas, perempuan menjadi penggerak, pengawas, dan inspirator agar semangat MBG hidup di setiap keluarga, bukan sekadar di meja makan.

Hingga 28 Oktober 2025, MBG telah menjangkau sekitar 39,2 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia — meningkat pesat dari 7,7 juta pada pertengahan tahun. Capaian ini mencerminkan kekuatan gotong royong nasional, dari dapur sekolah di pedesaan hingga sentra pangan lokal di perkotaan, yang sebagian besar dikelola oleh tangan-tangan perempuan tangguh. BGN menargetkan cakupan hingga 82,9 juta penerima manfaat hingga akhir tahun.

“Program MBG tidak hanya menjawab kebutuhan gizi masyarakat, tetapi juga menggerakkan ekonomi lokal”,

“Petani, nelayan, pelaku UMKM, hingga penyedia bahan pangan — semuanya terlibat. Dan di antara mereka, banyak perempuan yang menjadi ujung tombak kemandirian gizi bangsa”

Dampak ekonomi program ini kian terasa nyata. Di pasar-pasar tradisional, perempuan petani dan pelaku UMKM pangan menemukan peluang baru: mereka memasok bahan segar ke dapur MBG, memproduksi lauk-pauk bergizi, serta memperkuat rantai pasok pangan lokal yang berkelanjutan. Roda ekonomi berputar dari desa ke kota, pendapatan meningkat, dan ketahanan pangan daerah pun menguat.

Selain itu, dampak kesehatan anak menunjukkan hasil menggembirakan. Data BGN memperlihatkan peningkatan konsumsi protein dan sayuran di kalangan peserta MBG serta penurunan kasus gizi kurang di sejumlah daerah. Anak-anak lebih bersemangat belajar, tingkat kehadiran di sekolah meningkat, dan pola makan sehat mulai tumbuh menjadi budaya baru.

Lebih dari sekadar gizi, MBG menanamkan nilai karakter. Anak-anak belajar menghargai makanan, mengenal sumber gizi, dan menumbuhkan kesadaran untuk tidak menyia-nyiakan rezeki. Di balik semua itu, perempuan memainkan peran ganda — pendidik di rumah, pelaksana di lapangan, sekaligus penjaga moral yang memastikan semangat program ini tetap menyala.

Tak heran bila BGN menegaskan bahwa perempuan adalah pilar keberhasilan MBG. Mereka bukan sekadar pendukung, tetapi penggerak utama yang memastikan setiap piring bergizi menjadi simbol harapan Indonesia yang sehat, kuat, dan berkarakter. Program ini hidup karena ada cinta yang bekerja di baliknya — cinta seorang ibu yang ingin anaknya tumbuh sehat, cinta seorang guru yang ingin muridnya bersemangat, dan cinta seorang relawan yang ingin bangsanya kuat.

Seperti pesan kampanye BGN yang menggema di berbagai pelosok negeri: “Ketika perempuan di rumah, sekolah, dan komunitas bersinergi, piring bergizi bukan hanya hak anak, tapi janji masa depan”. Dan janji itu kini mulai ditepati — piring demi piring, senyum demi senyum.(AS) 

#LanjutkanMBG

#MBGEmangJoss

Oleh : Ari Supit

Editor : Andi Pooja

Tim Redaksi :  Rosdiana Hadi,S.Sos

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak