Sarat Makna,Sarat Unsur Adat dan Meriah Warnai Festival Budaya Pattaungeng 2025 di Gelar di TWA Lejja Kabupaten Soppeng

 Sarat Makna,Sarat Unsur Adat  dan Meriah Warnai  Festival Budaya Pattaungeng 2025  di Gelar di TWA Lejja Kabupaten Soppeng 


SOPPENG, SULAWESI SELATAN — Alqantaranews.id - Suasana  begitu nampak indah  sejuk ,nyaman  dan mendamaikan hati jika berada di tengah tengah hutan yang rimbun dimana didalam Area TWA Lejja tersebut terdapat sebuah air terjun dimana airnya mengeluarkan  uap panas yang mengandung belerang tersebut, dan  telah berlangsung sebuah  pesta  Adat Rakyat  yakni Festival Budaya Pattaungeng yang  digelar di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Lejja, Sabtu (6/12/2025), dengan mengusung  sebuah tema “Ade’ Malebbina Soppeng”. Pembukaan acara berlangsung meriah dan sarat unsur adat, sekaligus menegaskan komitmen bersama untuk memperkuat pelestarian budaya sebagai pilar pengembangan pariwisata daerah.

Acara Festival  dibuka secara resmi oleh Plt. Sekretaris Daerah Kabupaten Soppeng, Andi Surahman. 



Dalam giat ini turut hadir Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Soppeng Andi Sumange Rukka, anggota DPRD Soppeng Andi Wadeng (Fraksi Golkar) dan Muhammad Candra Muhtar (Fraksi Demokrat), Kepala Cabang Bank Sulselbar Soppeng, Kepala Cabang Pegadaian Soppeng, perwakilan Forkopimda, tokoh masyarakat, serta tokoh adat setempat.

Direktur Utama Perseroda Lamataesso Mattappa, Musdar Asman, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Perseroda saat ini mengelola tiga objek produktif: TWA Lejja, Sentra Industri Hasil Tembakau (SIHT), dan usaha transportasi.

 Menurutnya, keberadaan TWA Lejja bukan hanya sebagai destinasi wisata alam, tetapi juga ruang penting bagi pelestarian budaya lokal.

“Kolaborasi antara pelestarian budaya dan pengembangan pariwisata adalah langkah strategis untuk memperkenalkan Soppeng secara lebih luas,” ujar Musdar. 

Ia menegaskan bahwa prosesi adat Pattaungeng merupakan kearifan lokal masyarakat sekitar Lejja yang harus dijaga keberlanjutannya. Karena itu, Perseroda berkewajiban bekerja bersama masyarakat dalam menjaga kekayaan budaya tersebut.

Musdar juga berharap pemerintah daerah menetapkan Pattaungeng sebagai agenda resmi tahunan Kabupaten Soppeng agar pelaksanaannya dapat lebih besar dan maksimal. “Dengan dukungan pemerintah, kegiatan ini bisa menjadi ikon budaya yang menarik wisatawan dan memberi dampak ekonomi bagi masyarakat,” tambahnya.

Sementara itu, sambutan Bupati Soppeng yang dibacakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Andi Sumange Rukka, menyampaikan apresiasi kepada Perseroda Lamataesso Mattappa atas upaya menjaga adat lokal melalui penyelenggaraan Pattaungeng.

 Pemerintah daerah berkomitmen mendorong kegiatan budaya ini untuk menjadi event tahunan melalui koordinasi lintas SKPD.


Rangkaian Festival Budaya Pattaungeng dimulai Sabtu pagi dengan prosesi adat dan pemotongan sapi sebagai bagian dari tradisi leluhur. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pentas budaya pada siang hingga malam hari, menampilkan kesenian daerah seperti Massure’, Mappadendang, Maggiri, Tari Pakkuru Sumange, Sere Afi, tari kreasi, hingga penampilan Band Langgam.

Melalui penyelenggaraan ini, Pattaungeng kembali menjadi wadah pelestarian budaya Bugis sekaligus penguatan daya tarik pariwisata di TWA Lejja. Pemerintah daerah dan Perseroda menegaskan komitmen untuk menjadikan tradisi ini bukan hanya seremoni tahunan, tetapi momentum untuk merawat identitas dan memajukan wisata Soppeng secara berkelanjutan.(*)


Editor :  Andi Pooja

Pemimpin Redaksi:  Rosdiana Hadi S.Sos

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak